Penyakit cacing merupakan masalah besar bagi peternakan di Indonesia. Kasus infeksi cacing banyak menyerang sapi pada peternakan rakyat. Hewan yang telah terinfeksi cacing juga akan mengalami penurunan daya tahan terhadap infeksi bakteri maupun virus. Ternak sapi utamanya sapi potong adalah sumber daya berupa pangan hewani yang menghasilkan daging dengan nilai ekonomi tinggi yang penting dalam kehidupan masyarakat guna pemenuhan kebutuhan protein hewani. Sapi yang dipelihara secara konvensional rentan terhadap penyakit cacingan, baik cacing gilig (Nematoda), cacing pita (Cestoda), dan cacing daun atau cacing hati (Trematoda).
Cacingan pada ternak sangat merugikan peternak. Infeksi cacing yang ringan sampai sedang biasanya tidak menunjukkan gejala yang jelas/nyata, sedangkan pada infeksi berat pada sapi dewasa dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan terhambatnya pertumbuhan pada anakan sapi/pedhet. Penyakit cacingan pada sapi biasanya tidak menimbulkan kematian tetapi bersifat menahun dan sangat merugikan peternak. Kerugian ekonomi yang dirasakan peternak mulai dari penurunan berat badan, penurunan kualitas daging hingga penurunan prokdutivitas ternak Berikut uraian dampak yang ditimbulkan akibat cacingan pada ternak :
- Penurunan berat badan secara drastis
Sapi yang mengalami cacingan sudah dapat dipastikan kalau terjadi penurunan berat badan, hal ini dikarenakan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi sapi diambil oleh cacing yang berkembang biak di dalam tubuh sapi tersebut.
- Pertumbuhan pedhet terhambat (sangat lambat)
Pertumbuhan pedhet yang mengalami cacingan dapat dipastikan akan terhambat bahkan petumbuhannya dapat sangat lambat apabila manifestasi cacing dalam tubuh pedhet sangat banyak
- Performa tubuh sapi jelek
Kondisi Tubuh sapi jelek sekali mulai dari perut buncit, badan kurus dan bulu berdiri
- Penurunan produksi daging dan susu. Selain itu mengakibatkan penurunan pada kualitas daging saat sapi dipotong
- Penurunan kualitas jerohan
Kualitas jerohan juga menurun terutama pada kasus cacing hati, penyakit ini biasanya disebut Fascioliasis/ Distomatosis/Penyakit Cacing Hati. Cacing ini dapat ditemukan pada saluran empedu hati. Bagian hati yang rusak (mengeras) harus diafkir/dibuang sedangkan bagian yang masih bagus dapat dikonsumsi
- Penurunan produksi
Sapi yang mengalami cacingan akan mengalami penurunan produksi daging hingga penurunan kualitas daging saat sapi dipotong (sapi potong) dan penurunan susu (sapi perah). Sehingga tidak efisien (inefisiensi) dari segi biaya pakan dan diaya tenaga kerja.
Dampak cacingan pada ternak sangat memberatkan peternak dari segi ekonomi maupun efisiensi pemeliharaan. Oleh sebab itu tindakan pencegahan lebih baik diterapkan daripada harus mengobati sapi yang terinfeksi cacingan, baik cacing gilig (Nematoda), cacing pita (Cestoda), dan cacing daun atau cacing hati (Trematoda).
Sumber :
Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. 2022. Waspada Penyakit Cacing Hati Pada Ternak.
Kementrian pertanian. 2014. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Subdit Pengamatan Penyakit Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Putra, A., Ginting, R.Br., Ritonga, M.Z., dan Pradana, T.G. 2019. Program Pemberantasan Penyakit Cacing Pada Ternak Sapi Dan Adi Desa Jatikesuma Kecamatan Namorambe. Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi, 4 (1).