Penyakit cacingan masih menghantui peternak Indonesia, terutama peternak yang menerapkan sistem pemeliharaan secara tradisional. Sapi yang mengalami cacingan akan mengalami penurunan daya tahan terhadap infeksi bakteri maupun virus. Selain itu,akan mengalami penurunan berat badan, penurunan kualitas daging dan penurunan produktivitas ternak. Hal ini tentunya akan sangat membebani peternak dalam sudut pandang perekonomian. Sehingga tindakan pencegahan sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat ternak mengalami cacingan.
Namun, apabila ternak sudah mengalami cacingan, peternak tak perlu risau karena sudah banyak pengobatan yang dapat dipilih mengobati cacingan pada sapi, mulai dari terapi injeksi hingga terapi oral/ minum. Obat cacingan ini selain untuk mengobati dapat juga digunakan untuk tindakan pencegahan. Namun untuk mencegah dan mengobati cacingan pada sapi dengan menggunakan injeksi hanya dapat dilakukan oleh dokter hewan, sedangkan peternak ataupun anak kandang tidak dapat dan tidak diperbolehkan untuk mengaplilaksikan terapi injeksi ini. Untuk para peternak ataupun anak kandang tidak perlu khawatir mengenai masalah ini, karena ada terapi oral yang dapat menjadi alternatif pencegahan dan pengobatan, apabila lokasi kandang tidak dapat terjangkau oleh dokter hewan.
Salah satu kandungan obat cacing yang sering digunakan adalah Albendazol, dengan spektrum kerja luas efektif mengobati infestasi cacing gelang dan cacing paru (Nematoda), cacing pita (Cestoda) dan cacing hati (Trematoda) pada berbagai stadium di saluran pencernaan dan pernafasan. Albendazol aman digunakan untuk ternak yang sedang sakit dan ternak usia muda karena sifatnya yang tidak toksik. Salah satu produk obat cacing yang mengandung Albendazol produksi CTSI (Cipta Ternak Sehat Indonesia) yang dapat digunakan adalah Ceta Bendazol 125® yang dapat digunakan pada sapi, kerbau, kambing, domba, babi dan unggas.