Efektifitas Albendazole Untuk Mengatasi Berbagai Jenis Cacing

Obat cacing atau antelmintika merupakan obat yang digunakan untuk mencegah dan atau mengobati cacingan pada ternak, baik cacingan pada saluran pencernaan saluran pencernaan, pernafasan, dan organ tubuh hewan (misalnya hati). Kebanyakan  obat cacing  efektif    terhadap    satu    macam cacing, sehingga diperlukan diagnosis tepat sebelum menggunakan obat tertentu. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terkahir di Indonesia, obat cacing yang banyak digunakan adalah golongan benzimidazole, karena golongan ini mudah didapat dan efektivitasnya baik.

Albendazole merupakan turunan benzimidazole yang    dapat    diberikan    secara    peroral. Cara kerja albendazole dengan cara berikatan  dengan  β-tubulin parasit  sehingga  menghambat  polimerisasi mikrotubulus  dan  memblok  pengambilan glukosa oleh  larva maupun cacing dewasa, sehingga persediaan glikogen menurun dan pembentukan  ATP  sebagai  sumber  energi berkurang,  akibatnya  cacing  akan  mati. Albendazole juga  memiliki  efek  larvicid  (membunuh larva)  pada  penyakit  hydatid, cysticercosis,  ascariasis,    dan    infeksi cacing  tambang  serta  efek  ovicid (membunuh  telur)  pada  ascariasis, ancylostomiasis,   dan    trichuriasis. Albendazole  diindikasikan  untuk pengobatan  endoparasit  pada  sapi,  seperti Ostertagia  ostertagi,  Haemonchus  sp., Trichostrongylus  sp.,  Nematodrius  sp., Cooperia  sp.,  Bunostomum  phlebotomum, Oesophagostomum  sp.,  Dictyocaulus  sp., Fasciola  sp.,  dan  Moniezia    sp. Selain digunakan untuk ternak albendazole  juga dapat  digunakan  sebagai kontrol endoparasit pada  kambing, domba, babi,  anjing,  kucing,  dan mamalia lainnya.

Albendazole yang diberikan secara per oral diserap  oleh  usus  dan  cepat dimetabolisme  menjadi  albendazole sulfoksida,  sebagian  besar  diekskresi melalui  urin  dan  feses. Dengan waktu paruh 8-9 jam sebagian  besar  metabolit  terikat dengan protein dan didistribusi ke jaringan. Efek  samping  dari  penggunaan albendazole  adalah  nyeri  epigastrium,  diare  dan  muntah. Penggunaan  jangka  panjang menyebabkan rasa  sakit  gastrointestinal,  sempoyongan, demam,  alopecia (kebotakan atau kerontokan),  leukopenia (rendahnya jumlah sel darah putih), trombositopenia (rendahnya kadar trombosit).

Penggunaan obat cacing yang tidak sesuai dosis dan anjuran pakai akan menyebakan reistensi pada ternak. akibat dari resistensi ini adalah hilangnya efektivitas kerja obat tersebut. Sudah banyak kasus terjadinya resistensi benzimidazole. Meluasnya    penggunaan    beberapa golongan antelmintika  dalam  beberapa tahun  terakhir  menyebabkan  semakin meningkatnya  kejadian  resistensi  cacing nematoda  saluran  pencernaan  terhadap antelmintika. Resistensi ini juga diakibatkan karena keinginan untuk menghemat biaya sehingga banyak yang mengurangi dosis obat cacing.

Baca juga: Cara Menghindari Kerugian Akibat Cacingan Pada Sapi

Dengan diberikannya albendazole pada ternak baik untuk pengobatan atau pencegahan  diharapkan mampu  mencegah  dan  mengendalikan populasi  cacing, karena efektifitas albendazole bisa  melawan beberapa  spesies  cacing  nematoda gastrointestinal, baik telur, larva, maupun cacing  dewasa. Albendazole menyebabkan degenerasi pada sel intestin cacing sehingga penyerapan makanan untuk cacing menjadi terganggu dan lama-kelamaan cacing akan lemas kemudian mati.  Pemberian albendazole sangat baik pula untuk pertambahan  berat  badan  sapi.

 

Sumber :

Bhattachryya  DK  and  Ahmed  K.  2005. Prevalence  of   helmintic  infection in  cattle and  buffaloes.  Indian Vet.  J. 82: 900-901.

Subronto  dan  I.  Tjahajati.  2001.  Ilmu Penyakit      Ternak      II.      Gadjah Mada  University  Press. Yogyakarta.

Syarif,  A.,  dan  Elysabeth.  2007. Farmakologi  dan  Terapi . 5  ed. S.  G.  Gunawan,  R.  Setiabudy,  & Elysabeth,  Eds.  Jakarta,  Indonesia: Badan Penerbit FKUI.

Comments are disabled.