Setelah selama 32 tahun Indonesia bebas dari PMK dan diakui oleh OIE (Organisation For Animal Health) atau Badan Kesehatan Hewan Dunia yang tercantum dalam resolusi OIE No.XI tahun 1990. Penyakit Mulut dan Kuku atau yang biasa disebut dengan PMK adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Apthovirus, Family picornaviridae. Masa inkubasi penyakit ini berdasarkan pedoman OIE (Organisation For Animal Health)/ Organisasi Kesehatan Hewan Dunia adalah 7-14 hari. Gejala yang tampak pada sapi yang terinfeksi PMK yakni :

  • Demam (pireksia) hingga 41oC dan menggigil
  • Anoreksia (tidak mau makan)
  • Penurunan drastis dari produksi susu sapi perah
  • Keluar air liur berlebihan (hipersalivasi)
  • Air liur terlihat menggantung dan berbusa pada lantai kandang
  • Pembengkakan kelenjar submandibularis
  • Hewan lebih sering berbaring
  • Luka pada kuku hingga kukunya lepas
  • Menggeretakkan gigi, menggosokkan mulut, leleran mulut, suka menendangkan kaki, efek ini disebabkan karena vesikula (lepuhan) pada membran mukosa hidung dan bukal, lidah, nostril, moncong, bibir, putting, ambing, kelenjar susu, ujung kuku dan sela antar kuku
  • Mengalami myocarditis dan abortus pada hewan muda

Kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh Penyakit Mulut dan Kuku adalah :

  • Kehilangan produktivitas ternak
  • Pemusnahan ternak yang terinfeksi secara kronis
  • Gangguan peradagangan
  • Kehilangan kesempatan eskpor ternak dah produk hasil ternak
  • Biaya manajemen penyakit

Pengobatan tradisional atau jamu atau obat herbal merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk pengobatan pada suatu penyakit baik pada hewan ataupun pada manusia yang sudah digunakan secara turun temurun oleh masyarakat Indonesia. Tak terkecuali dalam pengobatan pada sapi yang mengalami infeksi PMK. Meskipun obat – obatan modern sudah banyak digunakan oleh masyarakat sebagi pengobatan terhadap suatu penyakit, namun pengobatan tradisional masih memiliki kedudukan khusus dalam pengobatan masyarakat Indonesia.

Habbatussauda atau jintan hitam (Nigella sativa L.) merupakan tanaman obat potensial dan telah digunakan di banyak negara, bijinya merupakan sumber natrium, kalsium, kalium, dan zat-zat lain yang berperan dalam kesehatan. Manfaat jintan hitam ini untuk meningkatkan sistem kekebalan, meningktan produksi susu, anti alergi atau antihistamin, antioksidan,memperbaiki saluran pencernaan, dan antibakteri. Kandungan kimia yang terdapat dalam jintan hitam ini adalah thymoquinone thymohidroquinone, nigellienine, nigellamine-n-oxide, minyak atsiri, minyak lemak, senyawa golongan alkaloid, saponin, steroid, alkaloid isokuinolin, oleat, dan linolenat. Thymoquinone senyawa golongan monoterpenoid keton ini mampu meningkatkan sistem imun dan sebagai antialergi dan antiinflamasi. Sedangkan Thymohidroquinone memiliki efek antibakterial. Selain itu jintan hitam ini juga dapat bertindak sebagai anti jamur. Kandungan minyak atsiri dalam jintan hitam membantu mempercepat laju pencernaan dalam lambung sehingga ternak akan cepat merasa lapar dan akan makan lebih banyak, sehingga pertambahan bobot badan ternak meningkat. Protein– protein yang terkandung dalam ekstrak etanol jintan hitam ini dapat menghasilkan efek stimulator pada sistem imun tubuh.

Salah satu produk CTSI yang mengandung kunyit dan berbagai obat herbal lain (Jamu) seperti Languatis Rhizoma, Andro Graphidis Herba, Nigella Sativa-Habbatus Sauda, Alstoniae Cortex, dan Zingiberis Rhizoma yang dapat membantu mengobati dan mempercepat pemulihan sapi yang terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah Ceta HERBATOP yang sangat tepat untuk :

  • Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan virus dan bakteri
  • Meningkatkan nafsu makan dan mempercepat pertumbuhan
  • Mencegah stress
  • Mengurangi bau kotoran

Brosur Vitamin & Herbal Ceta Herbatop

 

Sumber :

El Gazzar M, El Mezayen R, Marecki JC, Nicolls MR, Canastar A, Dreskin SC. Antiinflammatory Effect of Thymoquinone in Mouse Model of Allergic Inflammation. Int Immunopharmacol. 2006; 6(7):1135- 42.

Hanafi MS, Hatem ME. Studies On The Anti-Microbial of The Nigella Sativa. Ethnopharmacol J. 2005. 34 (2-3):275-8.

Junaedi E. S. Yulianti, S. Suty. Es. Kuncari 2011. Buku Kedahsyatan Habbatussauda Agromedika Pustaka. Jakarta.

Kementrian Pertanian. 2022. Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia Seri Penyakit Mulut Dan Kuku (Kiat Vetindo PMK). Direktorat Kesehatan Hewan.

Kementrian Pertanian. 2022. Mengenal penyakit mulut dan kuku (PMK). KEMENTAN-Leaflet PMK-seri 1.

Maraqa A, Al-Sharo’a, Farah. Effect of Nigella sativa Extract and Oil On Aflatoxin Production by Aspergillus Flavus.Turk J Biol.2007; 31:155-159.

Naipospos (2014); Potensi Dampak Ekonomi apabila terjadi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia; Simulasi Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia se Bali, Nusa Tenggara Baratt & Nusa Tenggara Timur Mataram, 6-9 Mei 2014.

Comments are disabled.