Penerapan Biosecurity Ternak Ruminansia Cegah Penularan PMK

Belakangan sedang ramai diperbincangkan tentang hewan ternak yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK). Jenis penyakit hewan ini bersifat akut yang biasa disebabkan oleh virus dan tidak akan menular ke manusia. Salah satu solusi pencegahan yang diterapkan pemerintah adalah Biosecurity dalam berbagai tahapan yang saling berkaitan. Simak pelaksanaannya lebih lengkap berikut ini!

Apa Itu Biosecurity?

Dalam peternakan, biosecurity merupakan konsep yang memberikan pengaruh terhadap sistem produksi ternak termasuk untuk mengurangi resiko masuknya penyakit menular dan tidak menular. Apabila biosecurity ini dilaksanakan dengan baik, maka produktivitas ternak akan tercapai karena kesehatan ternak yang dijaga.

Biosecurity menjadi hal yang sangat penting dan harus diterapkan secara terus menerus untuk mencegah masuknya virus dan organisme yang bisa memberikan efek berbahaya untuk lingkungan.

Adapun yang termasuk dalam biosecurity Risk Material (BRM) sebagai berikut:

  • Bagian tubuh hewan seperti rambut, bulu, kulit, kotoran, tulang, dan cairan.
  • Hewan hidup seperti burung, hewan pengerat, resptil, dan lainnya.
  • Sampah makanan
  • Serangga hidup
  • Siput/keong
  • Bagian tumbuhan seperti batang, akar, daun, serbuk, bunga, dan lainnya.
  • Tanah seperti kotoran, lumpur, tanah liat, kerikil, dan lainnya.
  • Air yang sudah terkontaminasi dengan telur-telur nyamuk.

Tujuan Biosecurity

Biosecurity menjadi hal yang sangat penting untuk mencegah penyakit ternak peliharaan dan mencegah semua kemungkinan penularan dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit. Biosecurity menjadi bagian terdepan yang menghadapi penyakit untuk meminimalisir kesempatan gen penyakit berhubungan dengan induk semang sehingga menekan tingkat kontaminasi oleh agen penyakit.

Prinsip dasar dari Biosecurity ini untuk menjauhkan hewan dari kuman atau virus dan menjauhkan kuman dari hewan dengan prinsip isolasi, pengendalian lalu lintas, dan sanitasi.

Penerapan Biosecurity

1. Isolasi

Isolasi salah satu cara untukmencegah kontak antara hewan di lingkungan dan menjadi tindakan yang paling umum untuk pengendalian penyakit dengan mengurangi pergerakan dan kontak dengan hewan yang baru. Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan hewan yang sakit dengan hewan yang sehat berdasarkan kelompok umur, produksi, dan hewan ternak lama dan baru.

2. Desinfeksi

Desinfeksi merupakan tindakan pembasmian atau penghambatan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan masalah pada hewan ternak. Desinfektan senyawakimia ini bersifat toksik dan mampu membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung.

Bagaimana cara melakukan desinfeksi yang baik? desinfeksi yang baik dilakukan dengan cara yang tidak menyakiti hewan dan manusia serta tidak meninggalkan warna dan bau pada lingkungan sekitar.

3. Pengendalian lalu lintas

Kegiatan pengendalian lalu lintas meliputi pengendalian lalu lintas manusia, hewan, bahan dan kendaraan masuk atau keluar dari area peternakan.

4. Pengendalian hewan dan hama

Pengendalian terhadap hama seperti tikus dapat menyebarkan penyakit serta menjauhkan dari hewan-hewan lain seperti anjing dan kucing.

5. Pembuangan hewan yang sudah mati

Hewan yang sudah mati jika dibiarkan bercampur dengan hewan ternak yang masih hidup dan sehat bisa menyebarkan penyakit berbahaya. Tindakan pencegahan yang bisa diberikan antara lain:

  • Mengeluarkan hewan ternak yang sudah mati dari kandang
  • Mengubur hewan ternak yang sudah mati menggunakan desinfektan bersifat asam untuk menekan penyebaran kuman
  • Cuci tangan dan kaki untuk penguburan bangkai hewan

Biosecurity sebagai upaya untuk penyebaran penyakit mulut dan kuku yang paling efektif pada hewan ternak apabila dilaksanakan secara tertib dan lancar karena bisa mencegah berkembangnya penyakit dan mencegah keluarnya agen penyakit dari peternakan.

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *